Pacuan Kuda Jateng Derby 2024 di Tegalwaton Semarang Makin Diminati Masyarakat

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Suasana di Desa Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang ramai dan dipadati masyarakat yang datang tidak hanya dari wilayah tersebut saja, tapi juga datang dari daerah lain.

Mereka dengan sengaja datang ke Desa Tegalwaton, di Tengaran, Kabupaten Semarang untuk menyaksikan perlombaan pacuan kuda, dengan tajuk Jateng Derby 2024 yang diadakan di Gelanggang Pacuan Kuda Tegalwaton, Tengaran, Kabupaten Semarang, Minggu, 14 Januari 2024.

Salah satu penonton yang sengaja datang dari Surakarta, Antok Sunarko (46) mengatakan bahwa dirinya datang bersama keluarganya, untuk menyaksikan langsung perlombaan pacuan kuda yang diselenggarakan oleh Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Jawa Tengah itu.

“Sengaja datang mbak, sama keluarga, anak-anak, dan ada ibu mertua ke sini, mau nonton pacuan kuda. Biasanya lihat di TV saja, ini bisa lihat langsung, seru ternyata,” ungkapnya kepada Lingkar, Minggu, 14 Januari 2024 disela lomba dari masing-masing nomor pacuan kuda pada Jateng Derby 2024 itu.

Antok juga mengungkapkan, jika ia merasa sangat senang karena pacuan kuda di Tengaran, Kabupaten Semarang ini tidak hanya bisa disaksikan dan ditonton warga asli Tengaran atau Kabupaten Semarang saja.

“Ternyata banyak yang datang dari luar kota, sengaja mau nonton pacuan kuda ini. Senang rasanya, seru sekali lihatnya, penonton pada sorak sorai saat kuda-kuda itu berlomba bersama atletnya, jadi pengalaman tersendiri bagi keluarga saya,” papar Antok.

Ajang Jateng Derby 2024 memang menjadi magnet tersendiri buat masyarakat yang “kepo” ingin nonton pacuan kuda secara langsung.

Diungkapkan oleh Ketua Pordasi Jateng, Danang Yulianto, bahwa ia akui antusias masyarakat untuk berbondong-bondong menyaksikan Jateng Derby 2024 ini sangat luar biasa.

“Penontonnya luar biasa ramai sekali tahun ini dibandingkan tahun lalu. Ini banyak sekali, sampai membludak yang nonton, kami senang dan bangga, itu artinya masyarakat saat ini sudah semakin banyak yang mulai menyukai atau ingin menonton pacuan kuda ini,” kata Danang.

Lebih detail, Danang menjelaskan jika Jateng Derby ini merupakan ajang tahunan untuk pacuan kuda Pordasi Jawa Tengah.

“Jateng Derby ini sudah kami selenggarakan sejak tahun 2013 yang lalu, hingga saat ini tahun 2024, artinya sudah ada 10 kali dipertandingkan dan kelas paling bergengsi di Jateng Derby ini adalah kelas 3 tahun Derby di jarak tempuh 1.600 meter yang memperebutkan hadiah Rp 100 juta rupiah, dari total hadiah mencapai Rp 400 jutaan,” ungkapnya.

Menurut Danang, kelas 3 tahun Derby jarak 1.600 meter ini merupakan kelas paling bergengsi karena kuda-kuda pacu yang ikut bertanding adalah kuda-kuda yang berumur 3 tahun yang memang memiliki rangking 12 terbaik di Indonesia, serta dapat ikut di kelas 3 tahun Derby pada Jateng Derby ini.

“Memang kegiatan ini diselenggarakan di awal tahun, dan memang biasanya dilaksanakan di bulan Januari. Total di tahun ini ada 29 race yang dipertandingkan, ada kelas pemula, lalu ada tingkatan remaja, dan kelompol ketinggian kuda mulai dari Kelas A yang paling tinggi hingga di Kelas J dengan berbagai jarak tempuh yang dipertandingkan ada jarak panjang dan jarak sprint yang ditandingkan di cabang olahraga (cabor) pacuan kuda ini,” terangnya.

Jateng Derby 2024 ini mencatatkan rekor tersendiri, yakni mempertandingkan 29 kelas atau race dengan total kuda yang ikut lomba kali ini ada 220 ekor kuda.

“Untuk peserta memang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Selain Pulau Jawa ada peserta datang dari pulau lainnya, misal Sumatera, Sulawesi, dan daerah lainnya. Dan sejak tahun 2013 ini, Gelanggang Pacuan Kuda Tegalwaton ini merupakan salah satu barometer olahraga perkudaan nasional, karena selain track-nya memadai dan sesuai standar, banyak pemilik kuda yang terus datang melakukan training center di Tegalwaton sini,” imbuh Danang.

Soal perkembangan olahraga pacuan kuda di Jawa Tengah sendiri, Danang mengaku semakin pesat baik dari kudanya dan juga atlet atau joki di Jawa Tengah.

“Kami di Pordasi ini tidak hanya membidangi cabor kuda pacu saja, tapi juga ada equestrian, dan juga horseback archery (HBA). Jadi ada tiga nomor atau tiga disiplin yang selalu kita dampingi untuk bisa semakin maju dan berkembang. Dan soal prestasi pada helatan PON 2024 di Aceh-Sumatera Utara ini, kami Jawa Tengah mampu mengirimkan dua atlet asal Surakarta di nomor pacuan kuda, semoga bisa mendulang medali emas di PON 2024 ini,” harapnya.

Jika berbicara soal nomor pacuan kuda di cabor yang dibawahi Pordasi itu di Jawa Tengah saat ini sudah mulai berkembang pesat. Hal itu ditandai dengan banyaknya klub-klub berkuda baru bermunculan di Jawa Tengah.

“Mulai berkembang pesat jika kita bicara soal olahraga berkuda ini di Jawa Tengah, karena selain banyak klub-klub berkuda baru bermunculan di Jawa Tengah, banyak masyarakatnya yang sekarang ini yang memiliki kuda, dan diimbangi dengan bermunculannya atlet-atlet atau joki berkuda ini sangat banyak saat ini di Jawa Tengah,” sebutnya.

Hal itu diakuinya tak lepas dari budaya tradisional di Jawa Tengah dan masih lestari hingga saat ini, yakni Liga Gedek atau istilah lain dari pertandingan kuda hitam (underdog) yang masih banyak dilakukan di masyarakat pedesaan di Jawa Tengah.

“Kita punya Liga Gedek, ini yang sampai saat ini masih di uri-uri di Jawa Tengah atau istilah kami lomba pacuan kuda lokal, yang mana Liga Gedek ini dilakukan antar daerah atau antar kabupaten/kota di Jateng dimana sebenarnya ajang itu untuk pembinaan dan pembibitan atlet atau joki-joki lokal, ini yang akan terus kami hidupkan di Jawa Tengah, demi kemajuan cabang olahraga ini,” tandasnya. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Lingkarjateng.id)

Similar Posts