Bencana Alam Hantam Kabupaten Semarang, 1 Orang Tewas Terseret Banjir Bandang

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Sebanyak 18 bencana di Kabupaten Semarang, pada Senin, 5 Februari 2024 seperti banjir bandang, tanah longsor, dan pohon tumbang menyisakan duka, dimana satu orang ditemukan tewas saat terjadi banjir bandang disertai hujan deras.

Diketahu bahwa warga di Dusun Sapen, Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang digemparkan saat menemukan mayat seorang laki-laki tanpa identitas pada Senin, 5 Februari 2024.

Kejadian itu diketahui pertama kali oleh salah seorang warga, yakni Ismail (50) yang menemukan jenazah laki-laki tanpa identitas sekitar jam 22.15 WIB, pada Senin, 5 Februari 2024.

Dikonfirmasi secara terpisah, Selasa, 6 Februari 2024, Kapolres Semarang, AKBP Achmad Oka Mahendra membenarkan adanya temuan jenazah laki-laki tanpa identitas di lingkungan tersebut, dimana sesaat menemukan jenazah itu, langsung dievakusi di salah satu rumah warga setempat.

“Jenazah ini ditemukan terlilit ranting dan lumpur yang hanyut terbawa arus sungai yang berada di belakang pekarangan rumah saksi, yakni Ismail. Karena saat itu, wilayah Kabupaten Semarang memang dilanda hujan sangat deras sejak sore hingga malam hari,” katanya.

Kapolres Semarang, yang didampingi oleh Kapolsek Bergas, AKP Wahyono dan juga Kanit Reskrim Polsek Bergas, Aiptu Rumi menyampaikan bahwa, setelah dilakukan penyelidikan dan meminta keterangan warga di sekitar lokasi, identitas korban dapat diketahui setelahnya.

Dimana ditambahkan oleh Kapolsek Bergas, AKP Wahyono bahwa korban merupakan pekerja proyek Bendungan Jragung yang ada di Kecamatan Pringapus.

“Setelah dilakukan pemeriksaan di TKP dan menggali keterangan warga sekitar, korban diketahui merupakan pekerja proyek Bendungan Jragung sebagai Operator Excavator. Korban bernama Rudal Ricky Sihombing (42) warga Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Dan korban ini di duga terseret arus sungai di Desa Kedung Glatik saat melintas di Jembatan Pelangi Desa Kedung Glatik saat hendak pulang ke rumahnya,” bebernya.

Kapolsek kembali menjelaskan bahwa indikasi tersebut dikuatkan oleh keterangan saksi di lokasi proyek, yakni Zeki (39) yang merupakan rekan korban. Zeki sempat memperingatkan korban untuk tidak pulang dan berteduh di mess proyek dahulu karena cuaca tengah terjadi hujan deras.

“Sempat diingatkan rekannya untuk tidak pulang karena situasi hujan deras, namun korban tetap memaksa pulang dengan mengendarai sepeda motor merek Yamaha Vega. Dan sekitar pukul 22.15 WIB pihak proyek menerima laporan bahwa ditemukan jenazah oleh warga Sapen di Desa Candirejo, yang diduga pekerja proyek tersebut,” lanjut AKP Wahyono.

Pihaknya juga menyampaikan, bahwa Zeki rekan korban juga bekerja sebagai Safety Officer datang ke lokasi penemuan jenazah korban hanyut itu.

“Dan Zeki ini membenarkan bahwa korban merupakan pegawai di tempatnya bekerja,” sambung Kapolsek Bergas itu.

Setelah diketahui identitasnya, jenazah korban hanyut itu langsung dibawa ke RSUD dr Gondo Suwarno Ungaran oleh unit Inafis Polres Semarang, untuk dilakukan visum luar.

Dan sesuai keterangan dari dr Windi Artanti didampingi unit Inafis, diketahui korban meninggal dunia karena benturan, diantaranya pada pelipis kanan, hidung, bahu, dan paha kanan, serta adanya indikasi korban tenggelam.

“Sesuai dengan penjelasan dari pihak medis, istri korban langsung membawa jenazah korban Ricky ke kontrakannya di daerah Wonorejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang. Dan istri korban menerima meninggalnya korban dikarenakan kecelakaan dan menolak dilakukan autopsi, dengan membuat surat pernyataan menolak dilakukannya autopsi, disertai tanda tangan diatas metrai. Dan untuk kendaraan yang digunakan korban, hingga saat ini masih dalam proses pencarian,” imbuhnya.

Pihaknya juga tak lupa menyampaikan himbauan baik kepada pihak proyek maupun warga sekitar aliran sungai di wilayah Bergas maupun Pringapus, untuk selalu waspada dengan meningkatnya debit air saat curah hujan turun sangat deras akhir-akhir ini.

“Kami himbau untuk pekerja proyek maupun warga di Kecamatan Bergas dan Kecamatan Pringapus yang wilayahnya terdapat aliran sungai, untuk tetap waspada apabila debit air meningkat. Serta memastikan pihak keluarga untuk tidak berkegiatan di sepanjang aliran sungai,” tandasnya. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Lingkarjateng.id)

Similar Posts