Kendalikan Inflasi Jelang Nataru 2024, Pemkab Semarang Segera Rakor Atasi Lonjakan Harga Kebutuhan Pokok

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Jelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2024 (Nataru), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang melakukan pantauan harga sejumlah kebutuhan bahan pokok di Pasar Babadan, Ungaran, Kabupaten Semarang pada Jumat, 8 Desember 2023.

Berdasarkan pantauan, Bupati Kabupaten Semarang Ngesti Nugraha menyebut, harga bahan pokok di Pasar Babadan mengalami kenaikan.

“Hasil pantauan tadi harga beras ada kenaikan Rp 500 sampai Rp 1.000 dibandingan hari-hari kemarin. Ada juga kenaikan harga di jenis komoditas beras ketan yang agak tinggi tadi, yakni kenaikannya Rp 16 ribu sampai Rp 17 ribu sekarang harganya. Lalu telur ada kenaikan Rp 1.000 dari harga Rp 26 ribu menjadi Rp 27 ribu,” terangnya saat ditemui di Pasar Babadan usai melakukan pantauan harga.

Pihaknya juga menjelaskan, jika kenaikan harga tidak hanya terjadi di komoditas aneka jenis beras, telur, gula saja, tapi juga berbagai jenis cabai. Seperti harga cabai merah keriting harganya mencapai Rp 100 ribu per kilogramnya. Bawang merah juga mengalami kenaikan Rp 2.000 menjadi Rp 32 ribu per kilogramnya.

Oleh karena kenaikan harga pada sejumlah bahan pokok di Kabupaten Semarang yang menyebabkan terjadinya inflasi menjelang Nataru ini, Ngesti Nugraha menyebutkan Pemkab Semarang akan segera menggelar rapat koordinasi di semua sektor Forkompimda di Kabupaten Semarang.

“Kami akan segera melakukan Rakor seluruh OPD yang ada di Kabupaten Semarang, kaitannya dengan kenaikan harga sembako dan persiapan Nataru ini untuk mengambil sejumlah langkah-langkah penekanan kenaikan harga sembako tersebut khususnya, dan menekan inflasi di Kabupaten Semarang. Seperti contoh memberikan bantuan Dana Insentif Daerah (DID) kepada warga yang kurang mampu dan lainnya,” paparnya.
Upaya lain yang akan dilakukan Pemkab Semarang yaitu membagikan bantuan beras dari cadangan beras pemerintah kerja sama dengan Bulog.

“Pembagian beras bersama Bulog ini tentu akan kami berikan kepada keluarga yang kurang mampu. Supaya tepat sasaran, jumlahnya mencapai 100 ton. Tidak hanya itu, kami juga mengimbau kepada masyarakat untuk lebih efisien dalam penggunaan bahan pokok. Misalnya cabai, kalau bisa dikurangi dulu sedikit konsumsinya untuk sementara waktu dan dialihkan untuk membeli sembako penting lainnya, seperti telur, beras, dan lainnya,” jelasnya.

Selain itu, Bupati Ngesti juga akan menggandeng PKK Kabupaten Semarang untuk melakukan gerakan menanam cabai di pekarangan rumah.

“Kami akan gandeng PKK Kabupaten Semarang untuk bersama-sama mengajak masyarakat melakukan gerakan menanam cabai di rumah. Pemkab Semarang akan siapkan jumlah bibit pohon cabainya. Kita bagikan ke masyarakat agar ditanam di pekarangan rumah dengan menggunakan polybag. Dengan demikian ini bisa membantu masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan cabai di rumah,” tegasnya.

Diungkapkan oleh salah satu pedagang di Pasar Babadan, Nunuk Sumiarti bahwa hampir semua kebutuhan bahan pokok mengalami kenaikan.

“Hampir semuanya naik harganya, beras, telur, minyak goreng, itu naik harganya. Apalagi beras, harganya naik terus, sekarang harganya di kisaran Rp 14 sampai Rp 16 ribu, tergantung jenisnya. Minyak goreng juga naik harganya, satu kartonnya naik Rp 4 ribu,” ungkapnya.

Diungkapkan Nunuk, akibat kenaikan harga hampir semua jenis sembako itu, ada protes dari warga atau pembeli. Bahkan, banyak pembeli yang beralih belanja sembako di swalayan. Hal itu secara otomatis dikatakan Nunuk akan mengurangi pendapatan mereka. Di mana biasanya dua karton minyak goreng bisa habis dalam satu minggu, kini satu karton pun tidak habis-habis.

“Ya gitu, satu karton minyak goreng pun sekarang seminggu tidak habis-habis dijual karena kenaikan harga ini dan banyaknya swalayan yang lakukan promo atau diskon. Telur juga gitu, biasanya jual satu kotak telur itu bisa habis dalam dua sampai tiga hari. Sekarang satu kotak telur bisa berhari-hari bahkan seminggu baru habis,” pungkasnya. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Lingkarjateng.id)

Similar Posts