Ungkapan Rasa Syukur, Warga Desa Ngrawan Kabupaten Semarang Gelar Rejeban

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Suasana hari ini, Jumat, 2 Februari 2024 di Desa Ngrawan, di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang tampak ramai riuh keceriaan warga desa yang berbondong-bondong memikul berbagai jenis gunungan.

Warga desa yang beramai-ramai memikul berbagai aneka gunungan itu, karena warga di Desa Ngrawan tengah merayakan tradisi rejeban, yang dilangsungkan di area cagar budaya, Prasasti Ngrawan, yang ada di desa tersebut.

Diungkapkan oleh salah satu Tokoh Masyarakat di Desa Ngrawan, Tutut Sukardi bahwa pada tradisi rejeban kali ini, juga sekaligus diperingati hari terbentuknya tarian khas Desa Ngrawan, yaitu Tari Topeng Gecul.

“Tradisi rejeban ini berlangsung dari Kamis-Sabtu (1-3/2/2024), jadi ada rangkaiannya. Mulai dari kirab budaya dengan membawa aneka gunungan, seperti tumpeng dan makanan lainnya, yang disantap bersama-sama warga dan tamu disini, lalu nanti juga ada penyembelihan hewan kambing betina di lokasi Prasasti Ngrawan ini juga,” ungkap Tutut.

Ia juga mengatakan bahwa tradisi menyembelih kambing betina itu nantinya juga akan disantap bersama-sama masyarakat yang hadir di acara Rejeban tersebut.

“Rejeban di desa kami ini memang selalu dilaksanakan pada Jumat Wage atau Jumat Legi, tepatnya di awal bulan Rajab. Dan dengan melakukan syukura, lalu dia bersama, dan nantinya juga akan makan bersama-sama warga di Desa Ngrawan bersama tamu-tamu yang hadir. Dan tradisi ini sudah dilakukan dari dulu, dari zaman sesepuh pendahulu semuanya,” jelasnya.

Tradisi yang diyakini masyarakat Desa Ngrawan tidak boleh dilewatkan itu, pada perayaannya kali ini juga sebagai tanda bahwa bulan Rajab adalah bulan kelahiran tarian khas dari Desa Ngrawan, yaitu Tari Topeng Gecul yang ke-16 tahun di tahun 2024 ini.

“Tari Topeng Gecul sendiri memang berasal dari desa kami, yang sampai saat ini masih banyak penarinya. Penarinya ini memakai topeng yang ekspresinya berbeda-beda dan lucu, dan bulan Rajab ini memperingati hari jadi lahirnya Tarian Topeng Geculke 16 tahun, selain untuk acara Rejeban di desa kami,” bebernya.

Di sisi lain, diungkapkan oleh Camat Getasan, Slamet Widodo bahwa pihaknya akan terus konsisten untuk melestarikan kearifan lokal di seluruh wilayah di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

“Khususnya di Desa Ngrawan ini, karena di sini juga banyak tradisi yang harus dilestarikan terus, ditambah lagi Tarian Topeng Gecul yang saat ini sudah dikenal dimana-mana itu, berasal dari sini, dari Desa Ngrawan, di Kecamatan Getasan,” katanya.

Tidak hanya itu, Slamet Widodo juga menungkapkan bahwa di Desa Ngrawan juga terdapat sejumlah peninggalan-peninggalan zaman dulu.

“Di sini banyak sekali peninggalan-peninggalan bersejarah, dimana kami juga terus melakukan perawatan rutin di tempat peninggalan sejarah ini. Salah satunya di sini, di lokasi Prasasti Ngrawan yang merupakan kekayaan budaya bangsa kita yang ada di Kecamatan Getasan,” sambungnya.

Untuk itu ia bertekad, berbagai upaya akan terus dilakukan untuk melakukan pelestarian cagar budaya dan menjaga adat istiadat tetap ada di wilayah Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

“Ya kami bertekad menjaganya dan berbagai upaya akan kami lakukan untuk menjaga tradisi dan peninggalan sejarah ini tetap lestari di wilayah Kecamatan Getasan, tentunga sesuai kemampuan pemerintah kecamatan,” sebut Camat Getasan itu.

Terlepas dari hal tersebut, Slamet Widodo mengaku senang dan terharu, karena selain antusias warga yang sangat tinggi karena untuk nguri-nguri kebudayaan dan tradisi lokal, tamu yang hadir ikut serta dalam rejaban itu juga banyak yang hadir.

“Tidak hanya di Desa Ngrawan, selama ini seluruh tradisi kearifan lokal di wilayah Kecamatan Getasan selalu meriah, selalu dihadiri banyak warga dan banyak tamu, kami senang, dan kami sangat berterima kasih karena antusias semangat untuk nguri-nguri budaya ini masih tetap berjalan sampai saat ini,” imbuhnya.

Ditambahkan oleh Rizka Dwi Prasetyo, Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Semarang, sekaligus Caleg dari PDIP Kabupaten Semarang itu menjelaskan bahwa ia melihat keberagaman kebudayaan dan adat istiadat di Kecamatan Getasan ini sangatlah baik.

“Bahkan saya melihat banyak anak-anak muda ikut serta dalam kirab budaya Rejeban di Desa Ngrawan ini, artinya banyak regenarasi muda yang ingin mempertahankan dan melestarikan kebudayaan dan tradisi yang ada di lingkungan mereka,” beber Rizka.

Untuk itu, ia menyampaikan bahwa pihaknya akan mendukung segala kegiatan kelestarian budaya tersebut.

“Kami akan support dan dukung baik dengan anggaran dan kehadiran kami yang ada di dewan secara langsung, untuk menjaga kelestarian budaya kita tetap ada. Ini pun juga termasuk untuk anggaran pemugaran berbagai cagar budaya yang ada di Getasan dan juga di Kabupaten Semarang secara menyeluruh di semua wilayah yang ada. Oleh sebab itu mari sama-sama menggali potensi budaya masing-masing di wilayah ini,” tutupnya. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Lingkarjateng.id)

Similar Posts