Melihat Tradisi “Nyumet Dung”di Masjid Agung Semarang, Jadi Penanda Berbuka Puasa

SEMARANG, Lingkarjateng.idTradisi menyulut (nyumet) mercon besar sebagai pertanda waktu berbuka di kawasan Alun-Alun Kauman Kota Semarang, Jawa Tengah, kembali digelar oleh Panitia Amalan Ramadhan Masjid Agung Semarang (MAS). Kegiatan “Nyumet Dung” ini pun digelar sebulan penuh selama ramadan.

Mulai dari arak-arakan yang terdiri dari barisan pembawa mercon, barisan rebana sebagai pengiring, dan dua Warak Ngendog diusung ke tengah Alun-Alun menjadi rangkaian kegiatan menarik yang dihadirkan oleh panitia MAS untuk membangkitkan kenangan akan tradisi waktu berbuka dengan menyulut mercon.

Ketua Panitia arak-arakan “Nyumet Dung”, Muhaimin mengatakan tradisi Nyumet Dung ini adalah upaya untuk menghidupkan kembali tradisi menunggu saat berbuka puasa dengan menyulut mercon.

“Dulu tidak menggunakan mercon atau kembang api, tapi racikan-racikan potasium yang dibuat seperti bom, sehingga saat dinyalakan akan berbunyi dung,” ujarnya kepada wartawan.

Melalui bunyi tersebut, kata dia, masyarakat jadi tahu waktu berbuka puasa sudah tiba.

“Dulu suara itu menggelegar hingga suaranya terdengar sampai radius 5 kilometer dan di langit ada kepulan asap karena bom itu,” kata Muhaimin.

Muhaimin ingin mengenalkan tradisi itu kepada generasi muda agar mereka tidak melupakan Nyumet Dung.

“Karena biar bagaimanapun, kegiatan ini adalah peninggalan dari para leluhur terdahulu yang perlu terus dilestarikan,” tuturnya.

Dia menjelaskan, untuk pelaksanaan kali ini, panitia mengemasnya dengan lebih menarik dan berbalut seni saat pasukan arak-arakan, berangkat dari depan masjid sampai ke Alun-Alun Kauman Semarang.

“Kami ingin acara ini bisa menarik minat orang untuk hadir di sini menunggu waktu berbuka puasa sebagaimana masa lalu, banyak warga yang hadir,” kata Muhaimin. (Lingkar Network | Rizky Syahrul – Lingkarjateng.id)

Similar Posts