Kemarau Panjang, Produksi Pakan Ternak di Kabupaten Semarang Alami Penurunan

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Kepala Desa Kadirejo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang sekaligus Pengelola CV Cahaya Baru, Riyadi mengatakan bahwa produksi pakan ternak pada musim kemarau panjang ini mengalami penurunan. Kendati demikian, menurut dia, jumlah produksi pakan ternak hingga saat ini masih bisa memenuhi kebutuhan.

“Saat ini untuk produksi silase pakan ternak di Desa Kadirejo khususnya mengalami penurunan sampai dengan 20 persen. Oleh karena itu, kami harus melakukan kerja sama bersama mitra untuk bisa memenuhi kebutuhan pakan ternak,” ujar Riyadi saat ditemui di sela produksi pakan pada Rabu, 30 Agustus 2023.

Ia menjelaskan, untuk pengolahan silase menggunakan tanamannya sendiri dan juga tanaman pihak mitra.

“Karena jika tidak kami optimalkan, maka akan terus terjadi penurunan produksi pakan ternak di desa kami ini. Seperti rumput pakchong itu kalau di musim penghujan, kami bisa panen 120 ton untuk satu hektare. Tapi kalau musim kemarau seperti ini, kami hanya bisa panen 80 sampai 90 ton saja per satu hektarenya,” jelasnya.

Riyadi menyampaikan bahwa rumput pakchong merupakan bahan baku utama yang digunakan untuk pembuatan pakan ternak di Desa Kadirejo.

“Kami berharap nantinya akan muncul kebijakan baru tentang pengembangan pakan ternak yang berkualitas dan gampang produksinya ke depannya,” imbuhnya.

Sementara itu, Direktur Pakan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Nur Saptahidayat menyatakan, terdapat beberapa bibit rumput yang tidak mudah mati jika ditanam saat musim kemarau.

“Jadi walaupun produksinya menurun, bibit-bibit rumput yang tahan kering ini ketika musim hujan akan tumbuh lagi nantinya. Jadi jenis rumput inilah yang seharusnya saat ini ditanam oleh para produsen pakan ternak,” ujar Nur Saptahidayat.

Menurutnya, dampak kekeringan saat ini tidak hanya dialami oleh petani maupun produsen bahan baku pakan ternak di Desa Kadirejo saja.

“Di beberapa tempat juga banyak kasus serupa. Oleh karena itu, kita bekerja sama dengan PU (Pekerjaan Umum), di mana satu lokasi pusat pembibitan ternak bisa membuat satu embung. Embung itulah yang diharapkan bisa memberikan sumber air pada saat kekeringan seperti ini,” tuturnya. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Lingkarjateng.id)

Similar Posts