Enggan Pindah, Pedagang Masih Nekat Berjualan di Pasar Relokasi MAJT Semarang

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Banyak pedagang masih nekat berjualan di Pasar Relokasi MAJT. Padahal, mereka sudah diminta untuk kembali menempati lapak di Pasar Johar Selatan.

Salah satu pedagang Pasar Relokasi MAJT, Ngatimah (62) menuturkan, dirinya masih bertahan lantaran di Pasar Johar Selatan kondisinya masih sepi.

“Sepi, tidak ada orang di sana, tidak ada yang datang,” ungkapnya pada Kamis, 27 Oktober 2022.

Dirinya pun baru mau pindah jika para pedagang lain juga pindah.

“Kalau semua pindahkan otomatis jadi ramai,” ujarnya.

Senada, Nino (54), pedagang cabai di Pasar Relokasi MAJT mengaku enggan pindah lantaran Pasar Johar Selatan kondisinya masih sepi. Bahkan, ia mengaku sudah pernah berjualan di Pasar Johar Selatan selama empat hari, namun tidak ada satupun pembeli yang datang. 

“Pernah empat hari, gak ada yang datang. Ya saya kembali lagi ke sini (Pasar Relokasi MAJT),” ujarnya.

Meski begitu, semua pedagang sepakat jika dipindah ke Pasar Johar Selatan, namun harus bersama-sama.

“Kalau itu ya (pindah, red) kita sepakat, tinggal nunggu pemerintah saja,” ungkapnya.

Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang berencana melakukan koordinasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait pengelolaan aset Relokasi Pasar Johar di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Hal itu mengingat masa kontrak bangunan fisik lapak relokasi pasar tersebut telah habis dan sudah tidak dikelola oleh Dinas Perdagangan Kota Semarang.

“Di sini kami sedang berkonsultasi dengan BPK. Karena ketika ada barang aset Pemerintah Kota yang sudah tidak dipakai pasti harus dilelang. Dari lelang ini nantinya apakah akan dibongkar dulu baru dilelang atau bisa langsung dilelang saja. Karena aset ini akan menjadi objek audit BPK, sehingga harus melalui proses tahapan itu dulu,” ujar Plt Wali kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu. 

Dirinya menyebut seluruh keputusan mutlak di tangan BPK. Sehingga, ada landasan regulasi yang Pemkot Semarang harus lewati.

“Kita harus mengetahui proses lelangnya. Terus kita berkonsultasi supaya menemukan titik terangnya karena kewenangan lelang ada di Kementerian Keuangan. Jadi memang tahapannya panjang. Sehingga, kami mohon waktu untuk menyelesaikan,” lanjut Ita.

Selain berkoordinasi dengan BPK, Pemkot Semarang juga berencana melakukan koordinasi dengan pihak Masjid Kauman agar memahami proses regulasi lelang saat ini. Sehingga, selama proses berlangsung tidak ada salah informasi.

Di sisi lain, pihaknya juga bakal membuat Pasar Johar yang berada di sekitar Masjid Kauman menjadi ramai. Di antaranya Pemkot bakal menyelenggarakan fashion show, serta kegiatan-kegiatan lain yang akan menambah keramaian di Pasar Johar.

“Kami selaku Pemerintah Kota Semarang juga akan selalu mensupport. Ini yang akan diurai satu per satu. Insya Allah ini akan berjalan lancar sesuai tahapannya,” tutupnya. (Lingkar Network | Adimungkas – Koran Lingkar)

Similar Posts