Pemkab Semarang Komitmen Dorong UMKM Makin Naik Kelas

SEMARANG, Lingkarjateng.id Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumperindag) Kabupaten Semarang berkomitmen untuk terus mendorong UMKM di Kabupaten Semarang semakin naik kelas.

Dijelaskan Kepala Diskumperindag Kabupaten Semarang, Heru Subroto bahwa saat ini di Kabupaten Semarang ada sekitar 15 ribu produk dari UMKM. Hal tersebut perlu diupayakan agar omzet penjualan lebih luas dan UMKM di Kabupaten Semarang naik kelas.

“Berbagai upaya kami untuk mendorong UMKM ini semakin naik kelas, tentu kami mulai dari administrasi dan juga pemasaran produknya,” sebut Heru Subroto, Kamis, 14 Desember 2023.

Permodalan juga menjadi salah satu sektor upaya yang didorong terus oleh Diskumperindag karena menjadi satu persoalan pokok bagi UMKM di Kabupaten Semarang.

“Karena permodalan ini menjadi dasar dalam pengembangan dan perluasan pemasaran produk UMKM itu sendiri, dan itu memang sebenarnya sudah kami fasilitasi baik antara UMKM dan juga pebankan untuk urusan permodalan,” terangnya.

Namun nyatanya, kata dia, upaya yang sudah dilakukan Diskumperindag terkait permudahan permodalan bagi pelaku UMKM sendiri kebanyakan selalu terkendala soal administrasi laporan keuangan.

“Laporan keuanhan ini tentu akan menjadi penilaian kinerja dari perbankan sendiri untuk dapat memberikan modal ke UMKM kita,” beber Heru Subroto.

Selain itu, ada juga kredit usaha ringan meski harus memakai batasan dalam pengajuannya, yakni sekitar Rp 5 sampai Rp 25 juta.

“Ada banyak sekali pilihan pengajuan permodalan dalam menjalankan UMKM tersebut. Dan jika bicara soal permodalan ada juga permodalan dari BKK yakni nominalnya Rp 2 juta tanpa anggunan dan hanya menggunakan KTP serta KK saja, meski sebenarnya jumlah Rp 2 juta itu kecil jika digunakan dalam pengembangan usaha,” imbuhnya.

Adapun terkait proses pengembangan usaha, Diskumperindag memfasilitasi pelaku UMKM dengan mengadakan berbagai pelatihan.

“Salah satunya yakni pelatihan manajemen usaha dan keuangan, harapannya UMKM ini nantinya bisa berkembang baik dari keuangannya, produk-produknya, serta administrasinya. Sehingga saat akan mengajukan permodalan di perbankan ini tidak terkendala lagi,” katanya.

Heru juga menambahkan, jika ada beberapa proyek strategis nasional di Kabupaten Semarang yang diharapkan dapat berpengaruh pada UMKM di Kabupaten Semarang.

“Tinggal tunggu saja ini soal bagaimana fasilitas yang disediakan untuk para pelaku UMKM nantinya. Jadi memang hanya nanti bagaimana kita lihat layout ada dan tidaknya fasilitas yang diberikan oleh pemerintah untuk UMKM,” paparnya.

Selain itu, upaya lain dalam mendorong kemajuan UMKM yakni dibukanya PLUT Kabupaten Semarang di Lopait, Kecamatan Tuntang sebagai lokasi sentra batik dan oleh-oleh khas Kabupaten Semarang.

“Ditargetkan nanti semua pelaku UMKM dapat menggunakannya sebagai ajang promosi produk-produk mereka disana. Sehingga bisa jadi lokasi promosi dan pemasaran atau penjualan produk UMKM dan lainnya, karena memang selama ini wisatawan di Kabupaten Semarang itu mau beli produk UMKM tapi belum ada tempat terpusatnya, dan ini kami harapkan bisa jadi upaya pemasarannya produk UMKM ini,” jelasnya yang juga menyebut akan menggandeng banyak pihak itu.

Di sisi lain, disampaikan oleh Ketua Umum Badan Pengurus Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kabupaten Semarang, Rizka Dwi Prasetyo bahwa dalam perekonomian tidak ada yang instan dan selalu ada proses didalamnya untuk berkembang maju.

“Ada pertemuan antara pelaku UMKM dengan beberapa steakholder itu bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Dengan demikian forum-forum itu tidak hanya formalitas saja, karena kita tahu produk UMKM di Kabupaten Semarang itu beragam sekali oleh sebab itu tampungan-tampungan dari setiap produk itu penting harus ada,” tutupnya. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Lingkarjateng.id)

Similar Posts