Menengok Semangat Lansia “Nyantri” di Ponpes Kasepuhan Raden Rahmat Banyubiru Semarang

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Selama bulan Ramadhan ini, ada hal menarik di Pondok Pesantren (Ponpes) Kasepuhan Raden Rahmat (PKRR) yang ada di Desa Gedong, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang.

Jika biasanya ponpes diisi oleh pasa santri dari usia muda, hal ini tidak nampak di Ponpes Kasepuhan Raden Rahmat di Banyubiru, karena semua santri yang ada disini berusia lansia (sepuh).

Total ada 25 santri yang bermukim di Ponpes PKRR ini. Sedangkan 30 santri sepuh lainnya tidak bermukim di ponpes tersebut. Setiap harinya mereka belajar soal akidah, akhlak, hingga sejarah Nabi-Nabi.

“Saya senang sekali bisa belajar soal agama di ponpes sini, saya datang dari Jakarta, dan sengaja mencari di internet ponpes mana yang santrinya beriisi orang-orang lansia, dan saya menemukannya di Ponpes PKRR,” ungkap salah satu santri asal Jakarta, Triko Pramuji (61), Minggu, 24 Maret 2024.

Triko mengaku saat ini sudah tidak bekerja lagi, sehingga ia berencana ingin tinggal di perkampungan disekitar ponpes tersebut.

“Di Jakarta sudah tidak ada lagi yang dikerjakan, dan kebetulan di bulan Ramadhan saya ingin belajar lebih lagi soal ilmu Agama Islam yang saya anut. Saya sudah mengikuti kegiatan di ponpes ini sejak bulan April 2022 lalu sampai sekarang,” lanjutnya.

Dan satu minggu sekali dalam satu bulan, Triko sempatkan untuk pulang ke Jakarta menemui istri dan anak-anaknya.

“Materi belajarnya di sini menyenangkan, dan selama bulan Ramadhan berbeda dari pelajaran-pelajaran sehari-hari lainnya atau reguler, jadi hal baru buat saya. Ramadhan ini kegiatan jadi semakin padat, mulai dari kegiatan sahur sampai malam lagi shalat tarawih,” imbuh dia.

Santri lainnya di Ponpes PKRR Banyubiru, Sunarni Cindarbumo (64) asal Mijen, Kota Semarang juga merasakan pengalaman yang sama dengan Triko.

“Disini menyenangkan dan tenang, saya bisa belajar agama di usia saya yang sudah tidak muda lagi. Awalnya sempat kesulitan, tapi lama-lama alhamdulillah lancar sekarang,” paparnya.

Sunarni mengaku menjadi santri di Ponpes PKRR merupakan kemauannya sendiri.

“Saya sendiri, kemauannya saya, untuk yakin dan mantap mondok di ponpes ini selama Ramadhan untuk full ibadah, dan pelajarannya menyenangkan sekali. Saya bisa jadi lebih dekat lagi dengan Allah SWT,” ungkapnya.

Sementara itu, Bagian Kurikulum Ponpes Kasepuhan Raden Rahmat (PKRR) di Banyubiru, Kabupaten Semarang, Purwoko menjelaskan kegiatan-kegiatan selama Ramadhan dimulai dari pukul 02.30 WIB.

“Pukul 02.30 WIB ini kami menunaikan ibadah shalat tahajud yang dilakukan sendiri-sendiri, dan dilanjutkan dengan sahur. Lalu shalat Subuh berjamaah di masjid dilanjutkan dengan berdzikir pagi, dan pemberian materi akidah serta akhlak,” imbuhnya.

Setelahnya, para santri yang usianya sudah tidak muda lagi itu akan diminta istirahat dan menjalankan senam pagi di jam 08.00 WIB, sampai menjelang shalat Dhuhur ada setoran bacaan Al Quran.

“Kemudian sehabis shalat Dhuhur dilanjutkan pembelajaran dengan berbeda-beda materi yang disampaikan setiap harinya, antara lain ada soal fiqih ibadah, lalu tafsir Al Quran, kemudian ada Tsaqofah Islamiyyah, hadist, Sirah Nabawiyah, dan juga praktek ibadah,” katanya.

Untuk lansia yang akan “nyantri” menjalani seleksi, kata dia, rata-rata memilki latar pendidikan sarjana.

“Sehingga bahasa-bahasa kita mengajar mudah untuk mereka pahami. Disini santri berasal dari banyak daerah selain pulau Jawa ada juga dari Papua, Aceh, Jawa Timur, hingga Kalimantan,” pungkasnya. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Lingkarjateng.id)

Similar Posts