Kasus DBD di Kabupaten Semarang Rendah, Warga Tetap Diimbau Waspada

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Meski angka kasus Demam Beradarah Dengeu (DBD) di Kabupaten Semarang rendah dibandingkan daerah lainnya di Jawa Tengah, Pemkab Semarang masih terus berupaya menangani kasus tersebut sampai saat ini.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Semarang, Dwi Syaiful Noor Hidayat menyampaikan bahwa untuk angka kasus DBD di Kabupaten Semarang di tahun ini, cenderung rendah dibandingkan dengan wilayah lainnya.

“Kalau dibandingkan dengan wilayah lain di Jawa Tengah, seperti contoh Rembang, Kudus, Jepara, Grobogan, dan lainnya, angka DBD di Kabupaten Semarang ini terbilang rendah sekali,” katanya, Jumat 19 April 2024.

Ia pun menegaskan angka kasus DBD di Kabupaten Semarang masih dalam kondisi stabil.

“Kita, angka DBD itu ada 86 kasus, dan angka ini dalam kondisi stabil. Dibandingkan dengan Jepara misalnya, ini sampai lebih dari 2.000 kasus DBD pasca banjir besar kemarin, karena kami pernah membantu penanganan DBD di sana,” imbuh Syaiful.

Meski angka kasus DBD di wilayahnya masih rendah, namun Kadinkes Kabupaten Semarang itu tetap mengajak masyarakat untuk waspada dengan menerapkan gaya hidup bersih.

“Terus kami pantau dan lakukan upaya-upaya untuk membuatnya jadi zero kasus DBD di Kabupaten Semarang. Cara paling awal yakni kami mengajak masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan mereka tinggal. Ini sekaligus untuk mencegah bertambahnya kasus DBD di Kabupaten Semarang,” tegasnya.

Tidak berhenti disitu, Syaiful juga menyampaikan upaya pencegahan lainnya yaitu menggencarkan fogging untuk jentik-jentik nyamuk di lingkungan masyarakat.

“Sebenarnya harus imbang, dan yang paling terpenting itu menjaga kebersihan lingkungan, karena fogging ini bersifat pencegahan terakhir sebagai penyelesaian masalah kasus dengeu termasuk diantaranya DBD. Sehingga kami tekankan ke masyarakat itu kebersihan lingkungan, kalau tidak bersih ya percuma fogging, karena nyamuk pasti akan kembali lagi,” terangnya.

Lebih lanjut, Kadinkes Kabupaten Semarang itu menegaskan tidak ada angka kematian yang disebabkan dari munculnya kasus DBD di wilayahnya.

“Sampai saat ini, Alhamdulillah tidak ada yang meninggal dunia untuk kasus DBD, karena sebetulnya di wilayah kita ini, justru endeminya adalah DB dan tifus. Kalau DB positif maka kekebalan tubuh turun dan pasti tifusnya juga naik serta menunjukkan hasil positif, dan ini rata-rata yang terjadi saat ini di Kabupaten Semarang,” beber Syaiful.

Melihat kondisi cuaca saat ini, Syaiful tetap mengimbau kepada warga untuk memperhatikan kebersihan lingkungan.

“Saat ini cuaca sedang tidak menentu, terkadang panas sekali, tiba-tiba hujan deras tentu kami ingin masyarakat tidak terlena dengan kondisi cuaca saat ini, dan tetap menjaga kebersihan lingkungan karena penyebab DBD ini jelas kaitannya dengan kebersihan lingkungan, kalau ada genangan air segera bersihkan dan kuras karena itu merupakan tempat populasi nyamuk penyebab DBD bisa muncul,” pungkasnya. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Lingkarjateng.id)

Similar Posts