Buka Pameran Big Bad Wolf Book, Gus Yasin: Baca Buku Itu Tak Ketinggalan Zaman

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Big Bad Wolf Books yang merupakan pameran buku terbesar di dunia, untuk pertama kalinya hadir di Jawa Tengah. Sebanyak 2,5 juta koleksi buku yang 85% dari luar negeri dengan berbagai kategori bisa dijumpai di Gedung Sumbing Kompleks PRPP Kota Semarang Jawa Tengah dari tanggal 28 Oktober hingga 6 November 2022 mendatang.

Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah (Jateng), Taj Yasin Maimoen yang hadir untuk membuka pameran tersebut, senang dengan dipilihnya Kota Semarang sebagai tempat pameran buku oleh Big Bad Wolf Books.

Meski saat ini adalah era digital, di mana semua bacaan bisa diakses dengan menggunakan teknologi, Taj Yasin Maimoen menilai buku punya keunggulannya tersendiri.

“Bahwa mengasah otak itu ya harus membaca dan membaca itu tidak bisa kita gantikan yang ada di handphone atau digital,” tuturnya saat membuka Pameran Big Bad Wolf Books pada beberapa waktu lalu.

Menurut Taj Yasin, membaca buku akan lebih mengasah otak pembacanya dibandingkan membaca lewat teknologi yang bisa menghadirkan audio visual. Sajian tersebut, tidak menuntut otak untuk mengembangkan pemikiran. 

Buka Pameran Big Bad Wolf Book, Gus Yasin: Baca Buku Itu Tak Ketinggalan Zaman
Pembukaan Pameran Big Bad Wolf Book pada beberapa waktu lalu. (Dok. Humas Pemprov Jateng/Lingkarjateng.id)

“Kalau kita membaca di media, itu biasanya apa yang kita inginkan, tidak menuntut otak untuk mencari, tapi meminta bantuan untuk mencari. Dimudahkan di-searching-nya. Kalau kita sudah dimudahkan, otak juga meresponnya, ya mudah sajalah nanti. Kalau sudah lupa, kita tinggal searching lagi,” jelasnya.

Maka dari itu, Gus Yasin sapaan akrab Taj Yasin Maimoen berpesan, meski tetap harus adaptif dengan teknologi, kegiatan membaca jangan sampai ditinggalkan.

Membaca buku, menurutnya bukan aktivitas ketinggalan zaman. Sebab, di samping menjadi sumber ilmu pengetahuan, buku akan membantu meningkatkan kecerdasan otak.

“Selain kita tetap mengikuti digitalisasi yang saat ini juga banyak manfaatnya, memudahkan, tapi jangan pernah kita punya asumsi bahwa membaca buku secara langsung itu sudah ketinggalan zaman. Karena kita memang dituntut otak ini supaya ada rangsangan-rangsangan mencerdaskan,” ungkap dia.

Gus Yasin menambahkan, saat ini tingkat literasi masyarakat Jawa Tengah masih perlu digenjot. Sehingga, perlu terobosan agar masyarakat mencintai buku. Misalnya kolaborasi antara koleksi museum dan perpustakaan.

Menurutnya, museum dan perpustakaan bisa terintegrasi karena biasanya koleksi museum berkaitan dengan sumber dari buku. Ketika masyarakat berkunjung ke museum, harapannya akan memantik keingintahuan untuk mencari tahu bukunya.

Sementara itu, Presiden Direktur Big Bad Wolf Indonesia, Uli Silalahi menuturkan, pameran buku yang diselenggarakan memang secara resmi baru dibuka tanggal 28 Oktober 2022. Namun, pada tanggal 27 Oktober, pihaknya sudah mencoba membukanya. Animonya ternyata di luar dugaan, hingga menimbulkan antrean.

“Ternyata belum dibuka saja, animonya sudah luar biasa. Antrean sudah banyak sekali. Jadi ini membuktikan, bahwa di Jateng kami betul-betul ditunggu dan betul-betul diharapkan,” bebernya. 

Pihaknya berharap, lewat pameran yang diselenggarakan, masyarakat bisa mengakses buku-buku berkualitas internasional dengan harga yang terjangkau. Dengan harga terjangkau, buku tersebut akan bisa tersebar lebih luas dan memberikan manfaat kepada lebih banyak orang. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)

Similar Posts