Bantah Sebarkan Kebencian, Ini Klarifikasi Akun @infokejadian_genuk

Lingkarjateng.id Akun sosial media Instagram @infokejadian_genuk baru-baru ini menyatakan pembelaan diri usai dituduh melakukan ujaran kebencian karena memberikan kritikan atas kinerja salah satu instansi di Kota Semarang.

Dikutip dari @infokejadian_genuk, bahwa akun tersebut sebelumnya berusaha melakukan klarifikasi di kolom komentar milik akun adebhakti yang merupakan Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Semarang. Namun upaya tersebut gagal lantaran kolom komentar akun adebhakti tidak diaktifkan.

Selanjutnya @infokejadian_genuk melakukan pembelaan diri dengan mengunggah beberapa slide postingan yang diduga menganggambarkan situasi yang menjadi dasar kritik.

Slide pertama berisi screenshot komentar dari akun Instagram salah satu oknum yang diduga seorang ASN Damkar Kota Semarang. Lalu pada slide selanjutnya, memuat sejumlah screenshot kolom komentar yang diduga upaya pencarian kesalahan untuk kriminalisasi.

Admin akun @infokejadian_genuk menyebut bahwa kritik yang ditujukan kepada Damkar Kota Semarang, terutama pada saat Damkar Kota Semarang tengah menangani kebakaran di PT Kapuas-Gebanganom tidak bermaksud menjelek-jelekkan.

“Di situ Admin memberikan kritik atas kinerja. Bukan menjelek-jelekan Institusi Damkar,” tulisnya.

Akun ini lantas menyebutkan beberapa instansi lain yang sempat dikritik diantaranya DPU Kota Semarang, Dishub Kota Semarang dan Provinsi Jateng, Kantor Kecamatan Genuk, Disperkrim Kota Semarang, BBWS Pemali Juana, PUPR Jalan Jateng DIY, PT PLN, PT Hutama Karya, Wali Kota Semarang, serta Gubernur Jateng.

Bahkan pada kasus Polsek Genuk, menurut admin ini, sempat terjadi kesalahpahaman yang akhirnya diselesaikan secara damai agar situasi kembali kondusif.

“Tidak ada Satupun dari mereka yang berupaya menjerat akun @infokejadian_genuk ke ranah hukum,” lanjutnya.

Klarifikasi tersebut diakhiri dengan pernyataan tegas bahwa admin akun @infokejadian_genuk mengaku siap apabila dilaporkan kepada pihak berwajib. Pihaknya pun bersedia mengikuti segala prosedur hukum yang berlaku.

Namun di satu sisi, akun ini juga sempat menyoroti cara instansi yang memberikan kritik balik terhadapnya. Dituliskan bahwa admin tidak pernah dengan menggunakan atribut maupun fasilitas negara untuk membuat konten.

Unggahan klarifikasi ini juga menuai sorotan sebagian warganet. Sebagian warganet menilai bahwa kritik yang disampaikan tidak seharusnya diterima sebagai ujaran kebencian. Karena akun sosial media hanya menyajikan informasi berdasarkan kejadian di lapangan.

“Menurutku ini bukan ujaran kebencian namun berusaha hanya menyampaikan atau menginfokan kejadian nyata di lapangan tanpa ditutup-tutupi. Ini adalah kritikan membangun harusnya,” tulis @rhenor***. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)

Similar Posts