Kota Semarang Tekan Kasus Bunuh Diri lewat RDRM

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Belum lama ini terdapat kasus bunuh diri (Suicide) yang di lakukan salah seorang bocah berusia (13) tahun. Ia ditemukan sudah tidak bernyawa dengan melakukan tindakan tak wajar yaitu gantung diri dengan melakukan tali pramuka.

Sebelumnya juga tidak sedikit kasus suicide dengan cara dan sebab yang bermacam-macam. Menyikapi hal tersebut Pemerintah Kota Semarang melalui Rumah Duta Revolusi Mental (RDRM), yaitu unit layanan Psikologis Masyarakat Sekolah dibawah Naungan Dinas Pendidikan Kota Semarang.

Koordinator Program dan Psikolog RDRM Kota Semarang Dr Putri Marlenny mengatakan terkait kasus bunuh diri siswi sekolah, menurutnya pada umumnya mereka (siswa-siswi) yang melakukan suicide, sebenarnya tidak ada niatan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara apapun.

“Mereka yang mengambil jalan pintas seperti itu karena ada rasa sakit secara emosi, secara psikologis sehingga dia tidak tahan untuk menghilangkan secara instan karena sangat dipengaruhi emosi, irrasional thinking atau pikiran yang irrasional” kata Putri, Senin, 15 Januari 2024.

Putri menyarankan kepada orang tua, guru ataupun orang dewasa, untuk berusaha dan melakukan tindakan pencegahan kasus bunuh diri. Karena peran orang tua sangat penting untuk memberikan pembelajaran diri ekspresi emosi semenjak dini.

“Jadi kita tidak hanya bisa mengembangkan kecerdasan akademik, tapi juga mengembangkan kecerdasan emosional anak agar anak bisa mengekspresikan perasaannya, senang, sedih, sakit, kecewa” kata dr Putri.

Selain itu, kata Putri, penting juga diajarkan kepada remaja untuk bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.

“Kalau kamu dapat masalah, cara mengatasinya seperti apa? Ketika kamu bersedih kamu harus bagaimana? ini yang perlu diajarkan,” kata Putri.

Pembelajaran tentang manajemen emosi, kata Putri , sangat penting untuk pertumbuhan remaja dalam pembentukan karakter remaja.

“Ini yang menjadi konsen dinas pendidikan dalam upaya pembentukan karakter, pembentukan profil Pancasila itu tidak hanya sesuai dengan amanat di pusat, tapi kita juga menyisipkan nilai-nilai kecerdasan emosi, keterampilan sosial emosionalnya terbentuk,” tandasnya. (Lingkar Network | Rizky Syahrul – Lingkarjateng.id)

Similar Posts