LingkarSemarang

Hendak Berburu Burung, Warga Pabelan Semarang Malah Temukan Mayat Tetangga Sendiri di Kebun

KAB. SEMARANG, Lingkarjateng.id – Samadi (57), warga Dusun Tawangsari, Desa Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, menemukan jenazah tetangganya sendiri di perkebunan wilayah Dusun Tunggakrejo, pada Selasa, 20 Agustus 2024.

Kapolres Semarang, AKBP Ike Yulianto melalui Kapolsek Pabelan, AKP Riyadi, mengungkapkan bahwa Samadi menemukan jenazah Supriedi (66) yang merupakan tetangganya sendiri dari Dusun Gambir, Desa Semowo, Pabelan, ketika hendak mencari burung kicauan.

“Kronologi awal ditemukannya jenazah Supriedi ini, disaat Samadi hendak memburu burung kicauan di daerah perkebunan yang ada di Dusun Tunggakrejo di Desa Semowo, kemudian melihat jenazah Supriedi yang tergeletak di kebun itu. Karena mengenal sosok jenazah, ia pun memberitahu kepada rekannya yang memang berasal satu dusun dengan korban,” ungkapnya AKP Riyadi pada Rabu, 21 Agustus 2024.

AKP Riyadi menjelaskan, sesaat sebelum ditemukan meninggal dunia, korban diketahui sedang melakukan bersih-bersih kebun milik sang ipar. Diduga, korban meninggal karena terpeleset dan jatuh ke jalan setapak yang ada di sekitar kebun. Menurutnya, kondisi kebun berbentuk seperti jurang dengan kedalaman sekitar 1 meter.

“Korban ditemukan saksi satu yakni Samadi dan saksi dua Sutardi (57) di jalan setapak di dekat lokasi kebun yang dibersihkan korban. Dugaan awal kami, korban meninggal karena sakit dan terpeleset hingga jatuh,” terangnya.

Saat ditemukan, jenazah Supriedi dalam kondisi terlentang di jalan setapak. Tim Inafis Polres Semarang dan petugas medis dari Puskesmas Pabelan menduga penyebab kematian korban karena serangan jantung.

Hal itu dikuatkan dengan keterangan dr. Rynalt Andrew selaku petugas medis dari Puskesmas Pabelan yang turut hadir di lokasi kejadian. Menurutnya, korban adalah pasiennya di Puskesmas Pabelan yang memiliki riwayat sakit jantung.

“Diduga, saat korban membakar daun kering atau sampah di kebun yang akan digarapnya, diduga korban terpeleset masuk di lahan samping jalan setapak, di mana kontur tanahnya tidak rata. Kami sampaikan hal ini, karena pada tubuh korban tidak ada ditemukan tanda penganiayaan, dan posisi tubuh korban ini terlentang sehingga kepala bagian belakang membentur batu,” jelasnya.

Korban kemudian langsung dimakamkan setelah pihak keluarga menolak dilakukannya autopsi. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version