SEMARANG, Lingkarjateng.id – Harga beras di pasar tradisional Kota Semarang mengalami kenaikan. Kenaikan harga mencapai Rp1.500 sampai Rp3.000 per kilogram.
hal ini diungkapkan oleh Royati (62), salah satu pedagang Pasar Ayu. Ia mengatakan, kenaikan harga beras sudah terjadi selama 10 hari ini.
“Akhir tahun harga beras naiknya banyak. Dari Rp9.000 sekarang Rp12.000, yang Rp8.000 sekarang Rp11.000,” ungkapnya pada Selasa, 22 November 2022.
Sementara, harga beras dalam karung, awalnya Rp245.000 per 25 kilogram. Namun sekarang harganya mengalami kenaikan mencapai Rp280.000 per 25 kilogram.
“Yang harga C4 awalnya Rp10.000. Sekarang Rp13.000 per kilogram. Ngeri itu naiknya banyak. Yang jelek itu, awalnya Rp8.000, sekarang Rp11.000 per kilogram,” tambahnya.
Menurutnya, kenaikan harga beras dipengaruhi gagal panen. Sehingga, membuat stok beras menjadi langka. Ia juga mengaku bahwa kenaikan harga beras ini membuat penjualannya berkurang hingga 75 persen.
“Biasanya terjual 6 kuintal. Sekarang saja, satu karung tidak laku kok. Susah sekarang,” keluhnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh pedagang Pasar Karang Ayu lainnya, Indah Lestari (42). Menurutnya, baru kali ini harga beras naik. Imbasnya, penjualannya pun mengalami penurunan hingga 50 persen.
“Biasanya 100 kilogram lebih, sekarang setengahnya,” keluhnya.
Sebaliknya, Kepala Bidang Pangan dan Pengendalian Harga Dinas Perdagangan Semarang, Sugeng Dilianto mengklaim bahwa harga beras tidak mengalami kenaikan.
“Barusan saya dapat informasi dari kepala pasar harga C4 masih Rp12.500 per kilogram,” ungkapnya.
Lebih lanjut, pihaknya mengaku tidak mempersoalkan masalah tersebut, jika kenaikan harga beras yang terjadi hanya beberapa ribu saja.
“Kalau misalkan satu pedagang naik, dan pedagang lainnya tidak naik kan tidak apa-apa. Kecuali kalau naik semuanya. Baru kita cari kenapa isu di Jakarta, karena pasokan beras di Jakarta terhambat akibat cuaca. Kalau Semarang kan Bulog masih Rp9.400 dan stoknya melimpah,” tandasnya. (Lingkar Network | Adimungkas – Koran Lingkar)