Lingkarsemarang.com

Gus Yasin Harap Santri Ikut Andil Hidupkan Roda Perekonomian Masyarakat

SEMARANG, Lingkarjateng.idWakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah (Jateng), Taj Yasin Maimoen menggelar upacara peringatan Hari Santri Nasional 2022 di Alun-Alun Kota Semarang pada beberapa waktu lalu.

Dalam upacara tersebut, ratusan santri mengikuti upacara dengan khidmat. Pemilihan lokasi upacara, menurut Taj Yasin Maimoen bukan tanpa alasan. Ia menilai Alun-Alun Kota Semarang merupakan tempat berkumpul dan simbol eratnya hubungan harmonis masyarakat.

“Kita melihat bahwa santri yang ada di belakang saya, identik dengan masjidnya yang kokoh itu, selalu berdampingan dengan alun-alun. Yang mana alun-alun ini sarana untuk mempererat kemanusian dan kemasyarakatan,” tutur Wagub Taj Yasin saat menjadi Inspektur Upacara Hari Santri.

Gus Yasin sapaan akrab Wagub Taj Yasin Maimoen menambahkan bahwa keberadaan masjid yang dekat dengan alun-alun menjadikan aktivitas santri di masjid dapat berkontribusi pada kegiatan kemasyarakatan dan kemanusiaan yang diselenggarakan di alun-alun.

Dalam tata letaknya, lanjut Gus Yasin, Alun-Alun Kota Semarang juga berdampingan dengan Pasar Johar. Pasar Johar sendiri pada tahun 1933 dikenal sebagai pasar tradisional termegah di Asia Tenggara dan memiliki komoditas lengkap. Mengambil peran di bidang ekonomi, santri bisa ikut menghidupkan perekonomian pedagang di pasar tersebut.

“Di samping itu, para santri juga ikut andil dalam mensejahterakan Indonesia, mensejahterakan masyarakat, dengan dekat dengan roda perekonomian yang ada di sekitar sini, yaitu Pasar Johar,” imbuhnya.

Lebih jauh, Gus Yasin menjelaskan Kampung Kauman yang masih berada satu lingkup dengan Alun-alun Kota Semarang. Menurutnya, etnis Arab, Tionghoa dan Jawa tinggal di tempat tersebut dengan harmonis.

Maka dari itu, Gus Yasin berpandangan, lingkungan di Alun-Alun Kota Semarang bisa menjadi representasi kerukunan hidup berbangsa dan bernegara.

“Ada Arabnya, ada Tionghoanya, ada suku Jawanya yang mereka berbeda, tetapi bersama. Mereka berbeda, tapi tetap Indonesia,” ungkapnya. 

Usai menjadi inspektur upacara, Gus Yasin berjalan menuju serambi Masjid Agung Kauman Semarang untuk menghadiri sarasehan bersama santri dan pelajar Kota Semarang. Bertemu dengan para santri dan pelajar, mantan anggota DPRD Jateng itu menekankan bahwa ideologi Pancasila sudah final. Ideologi Pancasila sudah menjadi kesepakatan para founding fathers, yang di dalamnya ada para kyai.

Bagi seorang muslim, tambah Gus Yasin, kesepakatan adalah janji yang harus ditepati. Karena para kyai sudah sepakat dengan ideologi Pancasila, maka santri pun harus taat. Tidak ada alasan untuk mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi lain, karena terbukti mampu mempersatukan perbedaan dan setiap warga negara bisa menjalankan ibadahnya dengan aman dan nyaman. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)

Exit mobile version