Lingkarsemarang.com

Dorong Transisi Energi Baru Terbarukan, Pemprov Jateng Bangun 2.353 Desa Mandiri

SEMARANG, Lingkarjateng.idPemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah tercatat telah membangun sebanyak 2.353 desa mandiri energi. Ini menjadi percontohan pengembangan Energi Baru Terbarukan  (EBT) tingkat nasional.

“Pembangunan desa mandiri energi tersebut sebagai bentuk komitmen kami dalam melakukan upaya dalam transisi energi baru dan terbarukan,” ungkap Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko pada Selasa, 15 November 2022.

Ia mengungkapkan bauran energi di Jawa Tengah hingga 2021 mencapai 13,38 persen dengan berbagai pemanfaatan energi terbarukan. Terdiri dari pembangkit listrik tenaga surya, hidro, panas bumi, sampah, serta pemanfaatan energi non listrik seperti biodiesel, biogas, biomassa, serta gas rawa (biogenic shallow gas).

Dari 2.353 desa mandiri energi itu, lanjut dia, terdiri atas 2.167 desa mandiri energi inisiatif, 160 desa mandiri energi berkembang dan 26 desa mandiri mapan.

“Pengembangan energi terbarukan dan transisi energi di Jateng tidak terlepas dari peran serta pihak-pihak non pemerintah, baik kerja sama bersama swasta maupun masyarakat,” ujarnya.

Menurut dia, keberhasilan transisi energi tersebut memberikan beragam manfaat, seperti biaya sistem kelistrikan yang lebih murah, diversifikasi ekonomi, pengembangan industri baru, munculnya lapangan kerja hijau, perbaikan kualitas udara, tanah dan air, serta penurunan biaya kesehatan.

“Di Jateng sebenarnya sudah terlihat peran seluruh masyarakat dalam transisi energi secara mandiri. Hal tersebut terefleksi dari kegiatan Jelajah Energi yang dilaksanakan untuk kali kedua dalam tahun 2022,” katanya.

Kesuksesan Jawa Tengah mengembangkan energi baru terbarukan mendapat apresiasi tingkat nasional. Bahkan, secara khusus Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo diundang oleh Institute for Essential Services Reform (IESR) sebagai salah satu co-chair Civil20 (C20 Indonesia).

Direktur Eksekutif IESR Febby Tumiwa menambahkan bahwa pengembangan EBT di Indonesia tidak bisa dilakukan tanpa ada komitmen kuat pemerintah pusat maupun daerah. Di Jawa Tengah dalam kepemimpinan Ganjar Pranowo berkomitmen penuh terkait hal itu.

“Komitmen Jateng dalam pengembangan EBT sangatlah kuat. Ini terbukti bagaimana Jateng merencanakan pembangunan energi daerahnya dan di RPJMD-nya yang konsentrasi pada EBT. Ini pelajaran penting bagi daerah lain di Indonesia dan harus dicontoh,” ujarnya.

Selain itu, Jawa Tengah telah mengalokasikan anggaran untuk mendukung pengembangan EBT, yang belum banyak dilakukan oleh daerah lain. (Lingkar Network | Koran Lingkar)

Exit mobile version