Lingkarsemarang.com

Buntut Kerusuhan di Stadion Jatidiri Semarang, 16 Suporter PSIS Diperiksa

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Aparat kepolisian  memeriksa 16 orang pendukung PSIS Semarang pascabentrok dengan polisi di depan Stadion Jatidiri Semarang pada Jumat, 17 Februari 2023 saat laga antara tim kebanggaan Ibu Kota Jawa Tengah itu menghadapi Persis Solo.

Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol.Irwan Anwar, mengatakan bahwa 16 suporter PSIS Semarang diperiksa berkaitan dengan dampak bentrokan yang mengakibatkan kerusakan fasilitas umum dan kendaraan bermotor yang ada di sekitar lokasi kejadian.

“Saat ini masih dalam pemeriksaan. Sejauh mana perannya, kualitas keterangannya, akan dipadukan dengan alat bukti lainnya,” ujarnya.

Adapun korban luka dalam bentrok antara suporter dan polisi berasal dari kedua belah pihak.

Menurut Kombes Pol. Irwan, ada sekitar tujuh polisi yang mengalami luka ringan dalam kericuhan itu. Selain itu,  terdapat beberapa pendukung PSIS yang harus mendapat pertolongan akibat menghirup gas air mata.

Kericuhan suporter PSIS Semarang ini juga mendapat sorotan dari Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. Ia meminta semua pihak yang terkait kericuhan di luar Stadion Jatidiri, yaitu suporter dan aparat keamanan, untuk berpikir jernih demi menciptakan kenyamanan dalam sepak bola.

“Saya meminta para suporter dan aparat untuk tenang dan sama-sama berpikir jernih. Niat kita sama yakni untuk sepak bola yang aman dan nyaman bagi semua,” tegasnya.

Secara khusus, Erick memohon supaya aparat keamanan lebih persuasif dan belajar dari pengalaman tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Sementara terkait suporter, Erick  yang juga Menteri BUMN, berjanji mencarikan solusi agar laga sepak bola dapat dinikmati dengan tenang.

“Ke depan perlu ada evaluasi terkait kategori risiko setiap laga,” ucapnya.

Menanggapi kerusuhan suporter PSIS Semarang dengan aparat keamanan ini, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengatakan bahwa peristiwa itu harus menjadi bahan evaluasi serta tidak boleh terulang lagi. 

“Pasti kami akan mengevaluasi semuanya dan saya masih menunggu laporan dari pihak kepolisian,” kata Ganjar di Semarang, pada Jumat, 17 Februari 2023 malam.

Ganjar memahami kekecewaan suporter, namun penting bagi para suporter bertemu untuk membuat code of conduct atau pedoman bagaimana memberikan dukungan yang baik dan menarik bagi timnya masing-masing.

“Para koordinator suporter ngobrol yuk, ngopi yuk. Kita bikin suasana yang lebih menarik untuk mengevaluasi agar seluruh pertandingan tim kita bisa ditonton. Kita senang bareng dan melihat prestasi. Kita kan sudah belajar banyak dari kejadian sebelumnya,” ujarnya.

Diketahui, Laga antara PSIS Semarang melawan Persis Solo di Stadion Jatidiri berakhir ricuh pada Jumat, 17 Februari 2023. 

Kerusuhan tersebut terjadi lantaran pendukung PSIS memaksa untuk masuk ke stadion meski pertandingan ditetapkan berlangsung tanpa penonton. Massa suporter PSIS dari kelompok Panser Biru dan Snex ini menuntut pihak Panitia Pelaksana mengizinkan mereka mendukung langsung tim kesayangan.

“Memang saya dengar, mereka sudah terlanjur membeli tiket, tapi saya juga dapat informasi bahwa pihak manajemen dan panitia akan mengganti dan mengembalikan. Memang ini butuh kecepatan agar mereka para suporter ini bisa tenang,” beber Ganjar.

Sempat terjadi kericuhan antara polisi dan pendukung PSIS di depan pintu masuk Stadion Jatidiri tersebut. Polisi menembakkan gas air mata untuk menghalau pendukung PSIS yang memaksa masuk ke stadion.

Akibat kejadian itu, laga PSIS kontra Persis, yang tuntas dengan skor 1-1, sempat dihentikan beberapa menit pada babak kedua sebelum dilanjutkan kembali. (Lingkar Network | Anta – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version